~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#657 Batu Berkaki

 


Seorang pematung terkenal di Desa Ledok Awu, Munarto, ditemukan tewas bersimbah darah. Dia dibunuh dengan cara ditusuk di bagian punggungnya. Dua orang polisi yang sedang menyelidiki kasus di desa itu ditugaskan untuk mengamankan TKP sambil menunggu kedatangan tim dari Magelang. Namun cerita-cerita yang mereka dengar, juga penjelasan dari Pak Belot, Kepala Desa membuat keduanya bersepakat untuk memecahkan kasus itu.


Di desa itu juga, ada dua orang penduduk yang dijauhi oleh masyarakat lainnya. Mbah Turkiyem dan Mbah Ruminem. Keduanya dianggap sebagai dukun yang membuat masyarakat menjadi resah. Namun diam-diam, ada saja warga yang selalu mendatangi Mbah Tur. Seperti Maya dan Lasmi yang baru saja kehilangan bayi mereka. Selain itu, ada dua tamu pendatang dari kota, Arsenio dan Sami yang sedang mencari rumah untuk produksi syuting. Secara kebetulan (atau tidak) Arsenio terlihat berbincang seru dengan Munarto pada malam sebelum pematung itu terbunuh. Siapa pembunuh Munarto dan mengapa dia harus mati? Itulah misteri yang akan dikuak dari novel Batu Berkaki ini.


"Berjalan mundur untuk tahu segalanya".


Sebuah judul pengantar untuk novel ini ternyata menjadi kunci untuk membaca novel ini. Jika dibaca seperti biasa, kita akan diajak menyelami peristiwa Ledok awu dalam alur mundur. Tapi tidak seperti alur mundur kilasan/flashback yang biasa dijumpai, novel ini memang bercerita dalam rentang waktu terbalik. Dimulai dari hari Kamis, Rabu, Selasa hingga Senin. Dalam empat hari itu, pembaca dibawa menyelami kkisah-kisah yang ada di Ledok Awu. Dari cara bercerita seperti ini saja, novel ini sudah mendapat poin plus dari saya.


Kisah misterinya juga tersusun dengan rapi. Tidak usah menebak-nebak, cukup dibaca dengan baik, pahami setiap peristiwa, hingga akhirnya misteri itu terkuak. Btw, kalau kamu ada waktu lebih setelah membaca novel ini, cobalah dibaca dari belakang (Senin-Selasa-Rabu-Kamis). Mungkin sensasinya berbeda.


Batu Berkaki
Chandra Bientang
344 halaman
Noura Publishing
November, 2024



Be First to Post Comment !
Post a Comment